Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan Kota Bogor saat ini menghadapi sejumlah kendala pasca-penetapan status kejadian luar biasa (KLB) virus Corona. Dedie menyebut Kota Bogor membutuhkan bantuan sarana dan prasarana menghadapi wabah tersebut.
"Kota Bogor telah tetapkan KLB COVID-19 karena kali ini Wali Kota Bogor (Bima Arya) ditetapkan salah satu suspect COVID-19, bersama dua orang lainnya. Dengan demikian, Kota Bogor harus menyiapkan beberapa hal, terutama regulasi untuk menindaklanjuti KLB ini," kata Dedie saat jumpa pers melalui akun YouTube Pemkot Bogor, Jumat (20/3/2020).
Selain regulasi, Dedie mengatakan saat ini Pemerintah Kota Bogor menghadapi sejumlah kendala terkait pengadaan alat perlindungan diri (APD). Dedie menyebut pihaknya juga kekurangan masker dan disinfektan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenyataannya kami tidak bisa penuhi keseluruhan, APD langka juga ini, kami berupaya cari solusi juga, kami butuh masker serta hand sanitizer dan disinfektan. Masker juga cukup langka, kalaupun ada cukup tinggi harganya," ucap Dedie.
Dedie juga menyebut hingga kini berbagai upaya sudah dibicarakan dengan pejabat daerah terkait dan stakeholder lainnya. Salah satunya membuat sendiri disinfektan atau hand sanitizer.
"Apa mungkin Kota Bogor produksi sendiri disinfektan atau hand sanitizer, dan ini tetap terkendala bahan baku yang mahal," ujarnya.
Dia mengaku persoalan ini sudah disampaikan ke pemerintah pusat. Dedie memastikan kondisi di Bogor bisa jadi berbahaya jika tidak mendapat bantuan.
"Apabila pemerintah pusat tidak segera intervensi mengenai standar penanganan COVID-19 ini cukup bahaya dengan keamanan negara. Ada alat-alat sarana, pra sarana yang akan dibantu pemerintah pusat, seperti APD dan hand sanitizer dan lain-lain," sebutnya.